PEMIKIRAN FILSAFAT SARTE
Bagi Sartre, manusia mengada dengan kesadaran sebagai
dirinya sendiri.
Keberadaan manusia berbeda dengan keberadaan benda lain yang tidak
punya kesadaran.
Untuk manusia eksistensi adalah keterbukaan, beda dengan
benda lain yang keberadaannya sekaligus berarti esensinya. Bagi manusia eksistensi mendahului
esensi.
Asas pertama untuk memahami manusia harus mendekatinya sebagai
subjektivitas.
Apapun makna yang diberikan pada eksistensinya, manusia
sendirilah yang bertanggung jawab.
Tanggung jawab yang menjadi beban kita jauh lebih besar dari
sekedar tanggung jawab terhadap diri kita sendiri.
Dibedakan ‘berada dlm diri’ dan ‘berada untuk diri’
Berada dalam diri =, berada dalam dirinya, berada itu
sendiri.
Semua yang berada dalam diri ini tidak aktif. Mentaati prinsip
it is what it is. Maka bagi Sartre
segala yang berada dalam diri: memuakkan.
Sementara berada untuk diri=berada yg dengan sadar akan
dirinya, yaitu cara berada manusia. Manusia punya hubungan dg keberadaannya.
Bertanggungjawab atas fakta bahwa ia ada. Mis. Manusia
bertanggungjawab bahwa ia pegawai, dosen. Benda tidak sadar bahwa dirinya ada,
tapi manusia sadar bahwa dia berada.
Pada manusia ada kesadaran.
Biasanya kesadaran kita bukan kesadaran akan diri,
melainkan kesadaran diri.
Baru kalau kita secara refleksif menginsyafi cara kita
mengarahkan diri pada objek, kesadaran kita diberi bentuk kesadaran akan
diri.
Tuhan tidak bisa dimintai tanggung jawab. Tuhan tidak
terlibat dalam putusan yang diambil oleh manusia. Manusia adalah kebebasan, dan
hanya sebagai makhluk yang bebas dia bertanggung jawab.
Tanpa kebebasan eksistensi manusia menjadi absurd. Bila
kebebasannya ditiadakan, maka manusia hanya sekedar esensi belaka.
Hal yang mengurangi kebebasan manusia:
Beberapa kenyataan (kefaktaan) yg mengurangi penghanyatan
kebebasan:
1) Tempat kita berada: situasi yang memberi struktur pada
kita, tapi juga kita beri struktur.
2) Masa lalu: tidak mungkin meniadakannya karena masa lampau
menjadikan kita sebagaimana kita sekarang ini.
3) Lingkungan sekitar (Umwelt):
4) Kenyataan adanya sesama manusia dengan eksistensinya
sendiri.
5) Maut: tidak bisa ditunggu saat tibanya, walaupun pasti
akan tiba.
Walaupun kefaktaan ini melekat dlm eksistensi manusia, tapi
kebebasan eksistensial tdk bisa dikurangi/ditiadakan.
Kebutuhan Manusia
Dalam eksistensi manusia, kehadiran selalu menjelama sebagai
wujud yang bertubuh. Tubuh mengukuhkan kehadiran manusia.
Tubuh sbg pusat orientasi tidak bisa dipandang sebagai alat sematamata,tapi
mengukuhkan kehadiran kita sebagai eksistensi.
Komunikasi dan cinta
Komunikasi = suatu hal yang apriori tak mungkin tanpa adanya
sengketa, karena setiap kali org menemui org lain pada akhirnya akan terjadi saling
objektifikasi, yang seorang seolah-olah membekukan yang lain.
Terjadi saling pembekuan
sehingga masing-masing menjadi objek.
Cinta = bentuk hubungan keinginan saling memiliki (objek cinta).
Akhirnya cinta bersifat sengketa karena objektifikasi yang tak terhindarkan.
Nice Hazel =D 90
BalasHapusyours too...
Hapus