Minggu, 05 Oktober 2014

Eksistensialisme: Sarte

Pertemuan kesepuluh sesi kedua



PEMIKIRAN FILSAFAT SARTE



Sulit menjabarkan pemikiran filsafat Sartre secara singkat.

Bagi Sartre, manusia mengada dengan kesadaran sebagai dirinya sendiri.
Keberadaan manusia berbeda dengan keberadaan benda lain yang tidak punya kesadaran.
Untuk manusia eksistensi adalah keterbukaan, beda dengan benda lain yang keberadaannya sekaligus berarti esensinya.  Bagi manusia eksistensi mendahului esensi.

Asas pertama untuk memahami manusia harus mendekatinya sebagai subjektivitas
Apapun makna yang diberikan pada eksistensinya, manusia sendirilah yang bertanggung jawab.
Tanggung jawab yang menjadi beban kita jauh lebih besar dari sekedar tanggung jawab terhadap diri kita sendiri.

Dibedakan ‘berada dlm diri’ dan ‘berada untuk diri’
Berada dalam diri =, berada dalam dirinya, berada itu sendiri.
Semua yang berada dalam diri ini tidak aktif. Mentaati prinsip it is what it is. Maka bagi Sartre  segala yang berada dalam diri: memuakkan.
Sementara berada untuk diri=berada yg dengan sadar akan dirinya, yaitu cara berada manusia. Manusia punya hubungan dg keberadaannya.

Bertanggungjawab atas fakta bahwa ia ada. Mis. Manusia bertanggungjawab bahwa ia pegawai, dosen. Benda tidak sadar bahwa dirinya ada, tapi manusia sadar bahwa dia berada.
Pada manusia ada kesadaran.
Biasanya kesadaran kita bukan kesadaran akan diri, melainkan kesadaran diri.
Baru kalau kita secara refleksif menginsyafi cara kita mengarahkan diri pada objek, kesadaran kita diberi bentuk kesadaran akan diri.

Tuhan tidak bisa dimintai tanggung jawab. Tuhan tidak terlibat dalam putusan yang diambil oleh manusia. Manusia adalah kebebasan, dan hanya sebagai makhluk yang bebas dia bertanggung jawab.
Tanpa kebebasan eksistensi manusia menjadi absurd. Bila kebebasannya ditiadakan, maka manusia hanya sekedar esensi belaka.

Hal yang mengurangi kebebasan manusia:

Beberapa kenyataan (kefaktaan) yg mengurangi penghanyatan kebebasan:
1) Tempat kita berada: situasi yang memberi struktur pada kita, tapi juga kita beri struktur.
2) Masa lalu: tidak mungkin meniadakannya karena masa lampau menjadikan kita sebagaimana kita sekarang ini.
3) Lingkungan sekitar (Umwelt):
4) Kenyataan adanya sesama manusia dengan eksistensinya sendiri.
5) Maut: tidak bisa ditunggu saat tibanya, walaupun pasti akan tiba.
Walaupun kefaktaan ini melekat dlm eksistensi manusia, tapi kebebasan eksistensial tdk bisa dikurangi/ditiadakan.

Kebutuhan Manusia

Dalam eksistensi manusia, kehadiran selalu menjelama sebagai wujud yang bertubuh. Tubuh mengukuhkan kehadiran manusia.
Tubuh sbg pusat orientasi tidak bisa dipandang sebagai alat sematamata,tapi mengukuhkan kehadiran kita sebagai eksistensi.

Komunikasi dan cinta

Komunikasi = suatu hal yang apriori tak mungkin tanpa adanya sengketa, karena setiap kali org menemui org lain pada akhirnya akan terjadi saling objektifikasi, yang seorang seolah-olah membekukan yang lain.
Terjadi saling pembekuan sehingga masing-masing menjadi objek.

Cinta = bentuk hubungan keinginan saling memiliki (objek cinta). Akhirnya cinta bersifat sengketa karena objektifikasi yang tak terhindarkan.

2 komentar: