Minggu, 21 September 2014

Critical Thinking


Sesi ketiga pertemuan keempat


Karakteristik dari berpikir kritis:

1.Rasional, Reasonable, Reflektif
Berdasarkan alasan2 dan bukti2; bukan atas dasar keinginan pribadi
Pemikir kritis tidak “melompat pada kesimpulan”; butuh waktu u/ koleksi data, timbang fakta, dan pikirkan permasalahan

Substansi filsafat ilmu pengetahuan


 


Konfirmasi

• Etimologi: Confirmation (Inggris)= penegasan, memperkuat.
• Berhubungan dengan filsafat ilmu, maka fungsi ilmu pengetahuan adalah menjelaskan, menegaskan, memperkuat apa yang didapat dari kenyataan/fakta. Sifatnya lebih interpretatif dan memberi makna tentang sesuatu.

• Ada 2 aspek konfirmasi:
-       kuantitatif: adalah metode dengan mengumpulkan data yang valid dari beberapa sample sebelum membuat kesimpulan yang bersifat umum (generalisasi).
-        kualitatif: menilai secara mendalam akan kualitas suatu data.

Konfirmasi berupaya mencari hubungan yg normatif antara hipotesis (kesimpulan sementara) yg sudah diambil dengan fakta-fakta (evidensi).
Jika hipotesis yang ada ditemukan sesuai, maka hipotesis meneguhkan (konfirmasi) ilmu pengetahuan.

Subyektivisme dan Obyektivisme


Pertemuan keempat sesi 1

1.     Subyektivisme



Aliran ini membahas bahwa pengetahuan didasari oleh individu. Titik tolak dari pandangan ini yaitu bahwa pengetahuan dipandang pada keyakinan pribadi.
Pendukung Subyektivisme adalah:
- Aristoteles, Plato, Rene Descartes
•- Kaum Solipsisme (solo ipse)
- Kaum Realisme Epistemologis (membahas kenyataan)
- Kaum Idealisme Epistemologis (membahas ide dari subyek)

Ciri-ciri pendekatan Subyektivisme:
- Menggagas pengetahuan sbg suatu keadaan mental yang khusus (semacam kepercayaan yang istimewa),misalnya sejarah, kepercayaan2 yg lain, dst.
- Pengalaman subyektif (kokoh terjamin) sbg titik tolak pengetahuan dari data inderawi (intuisi) diri sendiri.
- Prinsip subyektif tentang alasan cukup, karena pengalamanan bersifat personal, benar secara pasti dan meyakinkan karena berlaku sebagai pengetahuan langsung dari diri subyek. Sehingga hal ini tidak dapat disanggah maupun ditolak oleh pribadi yang lainnya.

Kebenaran


Pertemuan ketiga (bagian 2)

• Apakah sungguh ada kebenaran itu?
• Jika ada, apakah sesungguhnya kebenaran itu?
• Apakah kebenaran itu bersifat subyektif atau obyektif dan universal?
• Dapatkah manusia mencapai kebenaran yang obyektif dan universal?
• Bagaimana kita dapat tahu bahwa sesuatu itu merupakan kebenaran?


Nah, kali ini kita akan mengkaji lebih dalam tentang kebenaran. Bukankah ini merupakan hal yang menarik? Sudahkah kita menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan diatas?
·      Istilah benar – salah adalah istilah yang digunakan untuk menilai kulitas atau sifat dari suatu pernyataan. Karena pengetahuan didasarkan dari gabungan pernyataan, maka pengetahuan dapat dinilai benar atau salah.
·      Konsep tidak dapat dinilai benar atau salah, betul atau keliru. Konsep hanya bisa  dinilai jelas dan terpilah atau kabur, memadai atau tidak memadai.
·      Persepsi tidak dapat disebut benar atau salah. Yang bisa disebut benar atau salah adalah isi pernyataan tentang apa yang dipersepsikannya. Yang bisa benar atau salah adalah orang yang mepersepsikannya. Jadi yang ditinjau dalam presepsi adalah kebenaran dari sisi orang yang mempresepsikannya, bukan dari isi presepsi itu sendiri.

Pengertian kebenaran:
•Kata Yunani untuk kebenaran adalah alètheia.
•Pengertian Plato tentang kebenaran secara etimologi bahwa alètheia berarti “ketaktersembunyiaan adanya” atau “ketersingkapan adanya”

Debat


Hai teman-teman, dalam pertemuan ketiga kemarin, kami melakukan debat antar kelas. Kami mengkaji suatu kasus menerapkan prinsip epistimologi. Jadi tiap kelas mengirim dua pasang (perempuan dan laki-laki) untuk beradu argumen. Mereka kemudian dipisah lagi memilih pro dan kontra. Setelah selesai, kami per individu ditugaskan untuk menuliskan pendapat kami di blog masing-masing. Berikut merupakan pendapat saya.


Ada dua kasus yang diajukan. Pertama adalah tentang penerapan pemilu alias pemilihan umum langsung. Untuk bagian pertama ini saya memilih pro. Kenapa pro? Karena pemilihan umum menurut saya adalah sistem yang paling cocok untuk diterapkan di negara Indonesia yang menganut asas demokratis. Pemilihan umum langsung ini telah ditetapkan dan diperjuangkan dengan susah payah sejak lama. Budget untuk melangsungkan pesta rakyat ini juga sudah ditetapkan. Dalam sistem ini, rakyat dapat memilih yang sesuai dengan hati nurani mereka masing-masing. Sehingga pelaksanaan pemerintahan dari rakyat, untuk rakyat, dan oleh rakyat benar-benar dijalankan.

TIM PENGAJAR

Hai teman-teman.
Ini dia tim pengajar di blok kbk filsafat...

Blok ini diketuai oleh Bapak Raja (Dr. Raja Oloan Tumanggor)



Lalu ini Pak Mikha (Mikha Agus Widianto, S.Th, M.Pd)


Kalau ini Romo Carol (Carolus Suharyanto, Lic. Theol.)

Dan terakhir adalah Pak Bonar (Bonar Hutapea, M.Si. Psi)



PS : Maaf ya fotonya ada yang agak blur, hehe...

EPISTIMOLOGI


Pertemuan ketiga

EPISTIMOLOGI berasal dari kata episteme ( pengetahuan ) dan logos ( ilmu ).
Jadi, cabang filsafat yang satu ini merupakan teori pengetahuan yang mengkaji hakikat, pengandaian, dan dasar-dasar ilmu pengetahuan.
Pengetahuan sendiri merupakan penerapan dari apa yang ditangkap panca indera melalui konsep-konsep.
Berikut adalah metode dalam menggali pengetahuan:
-       Induktif: Pengambilan kesimpulan dari yang umum ke khusus
-       Deduktif: Penjabaran dari yang khusus ke umum
-       Positivisme: Merupakan kumpulan ilmu positif
-       Kontemplatis: Dengan proses perenungan
-       Dialegtis: Berdasarkan dialog antar individu dan merupakan kesepakatan bersama.