Selasa, 23 September 2014

Logika ( Silogisme dan fallacia )

Pertemuan kelima bagian kedua.

SILOGISME


Apa ?
Merupakan penarikan kesimpulan dari beberapa premis yang sifatnya memperpendek/memperpadat agar menjadi suatu paparan yang baru.

Syarat : Jika premis benar, maka kesimpulan benar.

Ciri khas
Ditunjukan dengan kata-kata pengawal kalimat sebagai berikut:
Karena itu, oleh sebab itu, maka dari situ, dll.
Alasan adalah yang ditunjukan oleh M (term menengah).
Simpulan yang baik memperlihatkan dasar dan alasannya.

Pertemuan kelima, bagian lainnya


Pengambilan keputusan 


Artinya: suatu proses menarik sikap akhir yang harus dilakukan, biasanya dalam suasana genting dan mendesak, maupun tidak.

Logika (pengantar)

Nah, walaupun di post sebelumnya sudah ada logika bagian pertama ( pertemuan KELIMA), berikut merupakan beberapa hal penting mengenai logika secara umunya. Sorry latepost, hehe...

Jadi...



Logika adalah à

Berasal bahasa Yunani , yaitu logikos berarti: sesuatu yg diungkapkan/diutarakan lewat bahasa.

• Pertama sekali digunakan istilah itu oleh Zeno dari Citium (334 – 262 seb. M).

Logika merupakan cabang filsafat yg mempelajari, menyusun, dan membahas asas2/aturan formal serta kriteria yang sahih bagi penalaran dan penyimpulan untuk mencapai kebenaran yang dapat dipertanggungjawabkan secara rasional.

Jadi, logika memiliki suatu runtutan aturan atau pola yang bila ditaati dengan seksama akan menghasilkan pemikiran yang logis. Logika bukanlah sekedar teori, melainkan sebuah keterampilan untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Inilah sebabnya mengapa logika disebut filsafat yang praktis.

Induktif Deduktif


Logika (bagian 1)


INDUKSI

Penalaran induksi adalah cara kerja ilmu pengetahuan yang bertolak dari sejumlah proposisi tunggal atau partikular tertentu untuk menarik kesimpulan yang umum tertentu.
Jadi, beberapa fakta yang ada kemudian dirumuskan menjadi proposisi tunggal tertentu, kemudian ditarik kesimpulan yang dianggal sebagai benar dan berlaku umum.
žWalaupun begitu, kebenaran kesimpulan, baik berupa hukum atau teori ilmiah, harus dianggap bersifat sementara.
Jadi, meskipun dasarya adalah fakta-fakta yang menghasilkan kesimpulan yang benar, namun kesimpulan yang ditarik belum tentu benar secara mutlak.
Hal ini disebabkan ciri dasar berpikir induksi adalah selalu tidak lengkap.
Karena biasanya kesimpulan yang ditarik berdasarkan fakta-fakta yang hanya mewakili keseluruhan fakta (berasal dari sample)

Di satu pihak penalaran induksi memiliki persamaan dengan deduksi, yaitu kedua-duanya mendasari argumentasi-argumentasinya dari premis-premis yang mendukung kesimpulan.
Perbedaan mendasarnya, argumentasi dalam penalaran induksi yang tepat akan mempunyai premis-premis yang benar, namun kesimpulannya dapat salah.

Kerja kelompok

Hai, ini adalah foto suasana kelompok kami mengerjakan tugas dari Romo Carolus dan Pak Raja mengenai aplikasi logika/ filsafat ilmu pengetahuan, deduksi-induksi, serta fallasia. Tugas kami kali ini adalah menemukan materi terkait di dalam laman harian Kompas. (Senin, 22/09)