Selasa, 07 Oktober 2014

Filsafat dan psikologi

Kelas terakhir, pertemuan kesebelas

Dalam kelas hari ini, kami diajak Romo Carol untuk merefleksikan beberapa video tentang hubungan perilaku kognitif, hal keluarga (pengorbanan ayah-ibu), sampai pada mendalami diri sendiri. Setelah melihat video-video tersebut dan menuliskan komentar pribadi, kami break sebentar, lalu barulah materi diberikan. Berikut merupakan kesimpulan dari penjelasan materi hari itu (Senin, 06/10/2014)


Hubungan antara filsafat ilmu dengan psikologi, diantaranya : filsafat ilmu dapat berperan dalam menilai secara kritis apa yang dianggap sebagai pengetahuan yang benar dalam ilmu psikologi; filsafat itu mempertanyakan jawaban, sedangkan psikologi menjawab pertanyaan (masalah).  

  • Jadi, dengan berfilsafat, psikolog mendapatkan solusi dari permasalahan kliennya;
  • Ilmu psikologi menolong filsafat dalam penelitiannya; 
  • Filsafat bisa menegaskan akar historis ilmu psikologi;
  • Dalam metode, filsafat bisa menyumbangkan metode fenomenologi sebagai alternatif pendekatan di dalam ilmu psikologi;
  • Filsafat juga bisa mengangkat asumsi-asumsi yang terdapat di dalam ilmu psikologi.
  • Selain mengangkat asumsi, filsafat juga bisa berperan sebagai fungsi kritik terhadap asumsi tersebut;
  • Dalam konteks perkembangan psikologi sosial, filsafat juga bisa memberikan wacana maupun sudut pandang baru dalam bentuk refleksi teori-teori sosial kontemporer; 
  • Filsafat bisa memberikan kerangka berpikir yang radikal, sistematis, logis, dan rasional bagi para psikolog, baik praktisi maupun akademisi, sehingga ilmu psikologi bisa menjelajah ke lahan-lahan yang tadinya belum tersentuh.
  • Dalam konteks perkembangan psikologi sosial, filsafat juga bisa memberikan wacana maupun sudut pandang baru dalam bentuk refleksi teori-teori sosial kontemporer.
  • Filsafat ilmu, sebagai salah satu cabang filsafat, juga bisa memberikan sumbangan besar bagi perkembangan ilmu psikologi. 
  • Filsafat ilmu adalah cabang filsafat yang hendak merefleksikan konsep-konsep yang diandaikan begitu saja oleh para ilmuwan, seperti konsep metode, obyektivitas, penarikan kesimpulan, dan konsep standar kebenaran suatu pernyataan ilmiah.
  • Hal ini penting, supaya ilmuwan dapat semakin kritis terhadap pola kegiatan ilmiahnya sendiri, dan mengembangkannya sesuai kebutuhan masyarakat. 
  • Psikolog sebagai seorang ilmuwan tentunya juga memerlukan kemampuan berpikir yang ditawarkan oleh filsafat ilmu ini. Tujuannya adalah, supaya para psikolog tetap sadar bahwa ilmu pada dasarnya tidak pernah bisa mencapai kepastian mutlak, melainkan hanya pada level probabilitas.
  • Dengan begitu, para psikolog bisa menjadi ilmuwan yang rendah hati, yang sadar betul akan batas-batas ilmunya, dan terhindar dari sikap saintisme, yakni sikap memuja ilmu pengetahuan sebagai satu-satunya sumber kebenaran.
  • Terakhir, filsafat bisa menawarkan cara berpikir yang radikal, sistematis, dan rasional terhadap ilmu psikologi, sehingga ilmu psikologi bisa menjelajah ke lahan-lahan yang tadinya belum tersentuh. Teori psikologi tradisional masih percaya, bahwa manusia bisa diperlakukan sebagai individu mutlak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar