Minggu, 05 Oktober 2014

Eksistensialisme: Pengantar dan pendapat pribadi

HAI HAI

Selain sama mau kasih tau tentang "Apasih eksistensialisme itu?", saya mau sharing tentang hal menarik yang saya dapatkan dari pembelajaran hari jumat lalu ya (terutama dari pandangan Kierkegaard). Selamat membaca hehe ^^





Apa itu eksistensialisme?
Eksistensialisme adalah...Aliran filsafat yang pokok utamanya adalah manusia dan cara beradanya yg khas di tengah makhluk lainnya.
Jiwa eksistensialisme ialah pandangan manusia sbg eksistensi.

Secara etimologis: ex= keluar, sistentia (sistere)=berdiri.
 Manusia bereksistensi = manusia baru menemukan diri sbg aku dengan keluar dr dirinya.
Hanya manusialah bereksistensi. Eksistensi tdk bisa disamakan dengan ‘berada’. Mahkluk hidup lain berada, tapi tidak berseksistensi.

Eksistensialisme dari segi isi bukan satu kesatuan, tapi lebih merupakan gaya berfilsafat.
Beberapa tokoh filsafat yg menganut gaya eksistensialisme, a.l.: Kierkegaard, Edmund Husserl, Martin Heidegger, Gabriel Marcel, Jean Paul Sartre, dll.

Walaupun sulit menyeragamkan defenisi mengenai eksistensialisme karena adanya perbedaan pandangan mengenai eksistensi itu sendir, namun satu hal yang sama: filsafat harus bertitik tolak pada manusia konkrit, manusia sebagai eksistensi, maka bagi manusia eksistensi mendahului esensi.

Ciri-ciri eksistensialisme
- Motif pokok adalah eksistensi, tidak hanya cara manusia berada, namun mengenai manusia bereksistensi.
- Bereksistensi harus diartikan secara dinamis. Bereksistensi berarti menciptakan diri secara aktif, berbuat, menjadi, merencanakan.
- Manusia dipandang terbuka, belum selesai (karena masih banyak yang belum digali mengenai manusia sebenarnya). Manusia terikat pada dunia sekitarnya, khususnya pada sesamanya.
- Memberi penekanan pada pengalaman konkrit (nyata).

Sumber: PPT dosen terkait.

Menurut saya, hal mengenai manusia adalah mahkluk yang individualis/ penting bagi manusia mengedepankan individualitas, tetapi bukan bermaksud menonjolkan individualisme adalah hal menarik yang sangat applicable. Karena hal ini membuka wawasan saya bahwa kita hidup harus bependirian dengan pilihan kita.

Kita harus bertanggung jawab dengan langkah kita sendiri dan menerima konsekuensinya. Kita tidak boleh melibatkan diri kita menjadi bagian orang lain/ diperintah orang lain, walaupun kita tetap harus menjaga hubungan dengan orang lain. Menjalin hubungan sosial adalah perlu, namun kita harus mengedepankan pendapat kita, bukan sekedar ikut-ikutan belaka.

Sangatlah penting untuk kita menyadari kalau pilihan hidup kita adalah untuk kebaikan diri kita sendiri, dan kita hidup bukan untuk orang lain, melainkan kita hidup bergandengan dengan orang lain.
Adalah baik untuk mempunyai orang-orang yang mendukung pilihan kita, bukan malah yang mengharuskan kita mengesampingkan pemikiran kita demi kepentingan orang tersebut.

Selamat berjuang untuk menjadikan dirimu "eksis" dalam hidup ini :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar