Kamis, 18 September 2014

Percabangan Filsafat


Pertemuan kedua 


Awal Adanya Pembagian Filsafat


• Tahap awal: Filsafat mencakup seluruh ilmu pengetahuan, lalu makin rasional dan sistematis.
• Pengetahuan manusia: makin luas dan bertambah banyak, tapi makin khusus.
• Disiplin ilmu memisahkan diri dari filsafat.
• Namun masalah pokok filsafat makin banyak, maka perlu dibagi sesuai kelompok permasalahan, yang disebut cabang filsafat.

Tokoh-tokoh yang berjasa dalam pembagian filsafat
• Aristoteles
Fils. Spektulatif/Teoretis, praktika, produktif.
• Christian Wolff (1679-1754)
Logika, Ontologi, Kosmologi, Psikologi, Teologi Naturalis, Etika.
• Will Durant (The Story of Philosophy, 1926)
Logika, Estetika, Etika, Politika, Metafisika.
• Eerste Nederlandse Systematich Ingerichte Encyclopaedie-ENSIE
Metafisika, Logika, Epistemologi, Filsafat Ilmu, Fils. Naturalis, Fils. Kultural, Fils. Sejarah, Estetika, Etika, Fils. Manusia.
• The World University Encyclopedia

Sejarah Filsafat

1. Epistemologi: Filsafat ilmu pengetahuan
• Etimologis: episteme (pengetahuan), logos (kata, pikiran, percakapan, ilmu)
• Epistemologi: kata, pikiran, percakapan ttg pengetahuan atau ilmu pengetahuan.
• Pokok persoalan: sumber, asal mula, sifat dasar, batas, jangkauan, validitas.

2. Metafisika: Ontologi, Kosmologi, Teologi metafisik, Antropologi
• Etimologis: meta ta physika = sesudah fisika. Istilah Andronikos dari Rhodes untuk 14 buku Aristoteles yg ditempatkan sesudah fisika (8 buku). Aristoteles sendiri menyebut filsafat pertama (metafisika) dan filsafat kedua (fisika).
• Beragam arti metafisika:
                  =upaya mengkarakterisasi realitas sbg keseluruhan.
                  =usaha menyelidiki apakah hakikat yg berada di balik realitas.
                  = (umum) pembahasan falsafati yg komprehensif mengenai seluruh realitas atau segala sesuatu yang ada.
• Pembagian metafisika: Metafisika umum (ontologi) dan metafisika khusus yg meliputi: kosmologi, teologi metafisik, fils. Antropologi.


Metafisika Umum/ ontologi
• Membahas segala sesuatu yg ada secara menyeluruh dg cara memisahkan eksistensi dari penampilann eksistensi itu.
• Pertanyaan utama: apakah realitas yang tampak beraneka ragam itu pada hakekatnya satu atau tidak?

• Tiga teori ontologis:
idealisme: ada sesungguhnya berada di dunia ide, yg tampak nyata dalam alam indrawi hanyalah bayangan dr yang sesungguhnya.
Tokohnya:
Berkeley (1685-1753): satu-satunya realitas sesungguhnya ialah aku subjektif spiritual.
I. Kant (1724-1804): objek pengalaman ialah yg ada dalam ruang dan waktu, penampilan dr yang tak punya eksistensi dan independen di luar pemikiran kita.
Hegel (1770-1831): segala sesuatu yang ada adalah satu bentuk dr satu pikiran.
Materialisme: menolak hal yg tak kelihatan. Ada yang sesungguhnya adalah yg keberadaannya semata-mata material. Realitas ialah alam kebendaan.
Tokohnya:
Leukippos dan Demokritos (460-370sM): realitas bukan hanya satu tapi banyak unsur yg tak dpt dibagi (atom).
Hobbes (1588-1679): seluruh realitas ialah materi yg tak bergantung pada pikiran kita.
L.A.Feuerbach (1804-1872): material adalah realitas sesungguhnya, manusia bagian dari alam meteri itu.
Dualisme: tipe fundamental substansi adalah materi (secara fisis) dan mental (tdk kelihatan scr fisis). Harus dibedakan dengan monisme dan pluralisme, yaitu teori ttg jumlah substansi.

Metafisika khusus/ teologi metafisik

• Kosmologi: (kosmos=dunia/ketertiban, logos=kata, ilmu) percakapan ttg alam/ketertiban paling fundamental dr seluruh realitas.
                  àMemandang alam sbg totalitas dr fenomena.
Yang diamati: ruang dan waktu, perubahan, kebutuhan, keabadian dg metode rasional.
• Teologi metafisik: dikenal dg theodicea yg membahas kepercayaan pd Allah di tengah realitas kejahatan yg merajalela di dunia.
                  àMembahas eksistensi Allah lepas dari kepercayaan agama. Beberapa tokoh Anselmus, Descartes, Thomas Aquinas, I.Kant membuktikan Allah ada dg bukti rasional sbb:
                  =argumen ontologis: semua manusia punya ide tentang Allah. Tuhan pasti ada dan realitas adanya pasti lebih sempurna dari ide manusia ttg Tuhan.
Argumen kosmologis: setiap akibat pasti punya sebab. Dunia (kosmos) adalah akibat. Penyebab adanya dunia ialah Tuhan.
Argumen teleologis: Segala sesuatu ada tujuannya. Pengatur tujuan adalah Tuhan.
Argumen moral: Manusia bermoral karena dpt membedakan yang baik dan buruk. Dasar dan sumber moralitas adalah Allah.
•  Filsafat Stoa: panteistis – segala sesuatu dijadikan oleh kekuatan ilahi/kekuatan alam. Spinoza melihat segala sesuatu yang ada adalah Allah.
Skeptisisme sebaliknya meragukan adanya Allah.
David Hume: Tidak ada bukti yang benar-benar sahih yang membuktikan Allah ada. Hume menolak Allah dan kebenaran agama.
L.Feuerbach: religi tercipta oleh hakekat manusia sendiri, yakni egoisme.
Allah adalah gambaran keinginan manusia. Allah tak lain dari apa yang diinginkan manusia.
F. Nietzche: Konsep Allah dalam agama kristen adalah buruk, karena Allah dianggap sbg Allah yang lemah. Ia berkesimpulan Allah itu sudah mati.
Sigmund Freund: tiga fungsi Allah yang utama, yaitu
a) penguasa alam,
b) agama mendamaikan manusia dengan nasibnya yg mengerikan,
c) Allah menjaga agar ketentuan/peraturan budaya dilaksanakan.

3. Logika: Ilmu berpikir kritis
4. Etika: Filsafat tingkah laku
5. Estetika: Filsafat keindahan
6. Aksiologi: Filsafat Nilai
7. Filsafat Khusus berbagai disiplin ilmu: Fils. Pendidikan, Fils. Agama, Fils. Hukum, Fils. Ekonomi, dll.
• Pengetahuan memiliki subjek, yakni yang mengetahui, dan objek yaitu sesuatu yang ikhwalnya kita ketahui.
• Pengetahuan bertautan erat dengan kebenaran, krn demi kebenaran pengetahuan eksis. Memang sulit mencapai seluruh kebenaran.

Nah untuk cabang nomor 4- 7 lebih lanjut akan dibahas di posting berikutnya ya :)

JENIS PENGETAHUAN
• Pengetahuan biasa: pra-ilmiah, krn hasil pencerapan indrawi dan hasil pemikiran rasional yang masih harus diuji lebih lanjut kebenarannya.
• Pengetahuan ilmiah: diperoleh lewat metode ilmiah dan dpt dijamin kepastian kebenarannya.
• Pengetahuan filsafati: pemikiran resional yang didasarkan pada pemahaman dan pemikiran logis, analitis dan sistematis.

Sumber Pengetahuan
• Plato, Descartes, Spinoza, Leibniz: akal budi atau rasio.
• Bacon, Hobbes, Locke: pengalaman inderawi.
Seluruh ide, konsep manusia berasal dari pengalaman, dan bersifat aposteriori.
John Locke: ide manusia berasal dari sensasi, refleksi terhadap ide sensatif itu.
• Immanuel Kant: Walau ide dan konsep apriori, ia bisa diaplikasikan bila ada pengalaman. - akal budi manusia bisa berfungsi bila dihubungkan dengan pengalaman.

Adakah pengetahuan yang pasti?
Telah banyak filsuf berusaha menjawabnya:
= Penganut skeptisisme: segala sesuatu dapat saja disangsikan kebenarannya. Pegangannya ungkapan Sokrates: “Apa yang saya ketahui ialah bahwa saya tidak mengetahui apa-apa”.
 Intinya: Tidak ada pengetahuan yang pasti.
= Phyrro (365-275SM), pencipta skeptisisme sistematis pertama: Kita harus senantiasa menyangsikan segala sesuatu, krn tidak ada yang benar-benar dapat diketahui dg pasti.
= J. Wilkins (1614-1672) dan J. Glanvill (1636-1680): membedakan pengetahuan tertentu yang sempurna dan pengetahuan tertentu yang sudah pasti. 
Tak seorang pun manusia dapat meraih pengetahuan sempurna karena kemampuan manusia telah cacat.
• David Hume (1711-1776): serang dasar pengetahuan empiris.
 Tidak ada generalisasi pengalaman yang dapat dibenarkan secara rasional.
• Thomas Reid (1710-1796): Menyanggah presuposisi sentral Hume yang mengatakan bahwa kepercayaan kita yang sangat mendasar harus dibenarkan oleh argumen rasional falsafati. 
Bukti rasional falsafati yang dikehendaki Hume sesungguhnya tidak pantas dan tidak tepat, karena argumen rasional falsafati akan terus menerus memerlukan argumen rasional falsafati tak terbatas.
• Albert Camus (1913-1960): Manusia berusaha menakar makna dari sesuatu yang pada hakekatnya tak bermakna. Artinya, tidak ada makna, tidak ada pengetahuan yang benar secara objektif.

Kesahilahan Pengetahuan
• Beberapa teori kesahihan pengetahuan:
                  - Teori kesahihan koherensi: proposisi diakui sahih bila ia memiliki hubungan dengan gagasan proposisi sebelumnya yang sahih.
                  Teori kesahihan korespondensi: pengetahuan sahih, bila proposisi bersesuaian dengan realitas, punya kaitan erat dengan kepastian inderawi.
                  - Teori kesahihan pragmatis: pengetahuan sahih bila proposisi punya kegunaan bagi yang memiliki pengetahuan.
                  - Teori kesahihan logikal: memiliki term berbeda, tapi berisi informasi sama dan tak perlu dibuktikan lagi.

Sumber : Slide powerpoint dosen terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar