Hai teman-teman. Di pertemuan pertama, kami mendapat tugas kelompok untuk membuat mindmap. Nah, ini adalah materi yang kami ringkas untuk dibuat dalam mindmap.
Sejarah
filsafat mengajar jawaban-jawaban yang diberikan oleh pemikir-pemikir besar,
tema-tema yang dianggap paling penting dalam periode-periode tertentu, dan
aliran-aliran besar yang menguasai pemikiran selama suatu jaman atau disuatu
bagian tertentu. Cara berpikir tentang manusia, tentang asal dan tujuan,
tentang hidup dan kematian, tentang kebebasan dan cinta, tentang yang baik dan
yang jahat, tentang materi dan jiwa, alam dan sejarah.
Sejarah
filsafat dunia merupakan suatu sumber pengetahuan, pengalaman, hikmat, dan iman
yang luar biasa. Sejarah filsafat merupakan suatu cermin manusia.
Pembagian
filsafat secara sistematis yang didasarkan pada sistematika yang berlaku
didalam kurikulum akademis :
1.
Metafisika (filsafat tentang hal yang ada)
2.
Epistemologi (teori pengetahuan)
3.
Metodologi (teori tentang metode)
4.
Logika (teori tentang penyimpulan)
5.
Etika (filsafat tentang pertimbangan nilai)
6.
Estetika (filsafat tentang keindahan)
7.
Sejarah filsafat(awal mula filsafat)
1. Sejarah Perkembangan Filsafat di
India
Orang india tidak belajar untuk "menguasai" dunia, melainkan untuk "berteman" dengan dunia.
Filsafat India dapat dibagikan atas lima periode
besar :
a. Jaman Weda (2000-600 SM)
- masa terbentuknya literatur suci
- masa rite korban dan spekulasi mengenai korban
- masa refleksi filsafat dalam Upanisad
Bangsa Aryan masuk India dari utara, 1500M.
Literatur suci mereka disebut "Weda", Weda terdiri dari "Samhita",
"Brahmana", "Aranyaka" dan "Upanisad". Terpenting
untuk filsafat India adalah Upanisad. Tema Upanisad ajaran tentang hubungan
Atman dan Brahman.
b. Jaman Skeptisisme (200 SM - 300 M)
- reaksi terhadap ritualisme dan spekulasi
- Buddhisme dan Jainisme
- "kontrareformasi" dalam bentuk enam
sekolah ortodoks, "Saddharsana"
Suatu reaksi terhadap ritualisme imam-imam maupun
terhadap spekulasi berhubungan dengan korban para rahib. Terpenting Buddhisme,
ajaran Gautama Buddha yang memberi pedoman praktis untuk mencapai keselamatan.
c. Jaman Puranis (300-1200)
Tahun 300, Buddhisme mulai lenyap dari india.
Pemikirin India "abad pertengahan" -nya dikusai spekulasi teologis,
mengenai inkarnasi-inkarnasi dewa-dewa.
D. Jaman Muslim (1200-1757)
Dua nama pengarang sya'ir Kabir, mencoba
memperkembangkan suatu agama universal, Guru Nanak (pendiri aliran Sikh), yang
mencoba menyerasikan Islam dan Hinduisme.
E. Jaman Modern (setelah 1757)
Pengaruh Inggeris di India, mulai tahun 1757. Filsafat
India dapat belajar dari rasionalisme dan positivisme Barat. Filsafat Barat
dapat belajar dari intuisi Timur mengenai kesatuan dalam kosmos dan mengenai
identitas mikrokosmos dan makrokosmos. Filsafat Barat terlalu duniawi, filsafat
Timur terlalu mistik.
Renesanse dari nilai-nilai India
sebagai reaksi terhadap pengaruh-pengaruh dari luar
Reaksi lain Jainisme dari Mahawira Jina.
Sebagai kontra-reformasi, muncul dalam Hinduisme
resmi enam sekolah ortodoks (disebut "ortodoks", karena Buddhidme dan
Jainisme, yang tidak berdasarkan Weda, dianggap bidaah). Keenam sekolah ini,
"Saddharsana", adalah Nyaya, Waisesika, Samkhya, Yoga, Purwa-Mimamsa
dan Ynana (atau Uttara-Mimamsa). Yang terpenting dari sekolah Samhkya dan Yoga.
Yoga dari kata "juj", "menghubungkan", mengajar suatu jalan
("marga") untuk mencapai kesatuan dengan ilah. Samkhya (artinya
"jumlah", "hitungan") adalah darsana paling tua, yang
mengajar sebagai tema terpenting hubungan alam-jiwa, kesadaran-materi, hubungan
"Purusa" - "Praktiri".
2. Sejarah Perkembangan Filsafat
di Cina
Tema pokok "perikamanusiaan". Pemikiran cina lebih antroposentris dan lebih pragmatis.
Dicina diajarkan bahwa manusia sendiri dapat
menentukan nasibnya dan tujuannya.
Filsafat Cina dibagikan empat periode besar:
1.. Jaman Klasik (600-200 M)
2 . Jaman Neo-taoisme dan Buddhisme (200 SM - 1000
M)
3. Jaman Neo-konfusianisme (1000-1900)
4. Jaman Modern (setelah 1900)
A. Jaman Klasik
Di Cina, jaman klasik terletak 600 dan 200 SM. Sekolah-sekolah tepenting dalam jaman klasik adalah :
1. Konfusianisme
Bentuk Latin "Kong-Fu-Tse", hidup 551 dan 497 SM. Mengajar Tao ("jalan" sebagai prinsip utama dari kenyataan) adalah "jalan manusia". Artinya manusia sendirilah yang dapat menjadikan Tao luhur dan mulya, kalau ia hidup dengan baik.
2. Taoisme
Taoisme diajarkan oleh Lao Tse ("guru tua") hidup 550 SM. Lao Tse melawan konfusius. Menurut Lao Tse bukan "jalan manusia" melainkan "jalan alam"-lah yang merupakan Tao.
Lao Tse lebih metafisika, konfisius lebih etika.
Puncak metafisika Taoisme kesadaran bahwa kita tidak tahu apa-apa tentang Tao.
3. Yin-Yang
"Yin" itu prinsip pasif, ketenangan, surga, bulan, air dan perempuan, simbol untuk kematian dan untuk yang dingin. "Yang" itu prinsip aktif, gerak, bumi, matahari, api dan laki-laki, simbol untuk hidup dan untuk yang panas.
4. Moisme
Moisme didirikan oleh Mo Tse 500 dan 400 SM. Mo Tse mengajar yang terpenting adalah "cinta universal", kemakmuran untuk semua orang, dan perjuangan bersama-sana untuk memusnahkan kejahatan. Filsafat Moisme sangat pragmatis.
Etika Mo Tse mengenal suatu prinsip yang antara
laub dalam agama Kristen disebut "kaidah emas".
5. Ming Chia
"Ming Chia" atau "sekolah nama-nama", menyibukkan diri dengan analisa istilah-istilah dan perkataan-perkataan. Ajaran mereka penting sebagai analisa dan kritik yang mempertajamkan perhatian untuk pemakaian bahasa yang tepat, dan yang memperkembangkan logika dan tatabahasa.
6. Fa Chia
Sekolah hukum" berpikir tentang soal-soal
praktis dan politik. Fa Chia mengajar kekuasaan adalah dari suatu sistem undang-undang
yang keras sekali.
B. Jaman Neo Taoisme dan Budhisme
Tao dibandingkan dengan "Nirwana" dari
ajaran Buddha, yaitu "transendensi di seberang segala nama dan
konsep", "di seberang adanya".
C. Jaman Neo Konfusianisme
Tahun 1000 M Konfusianisme klasik menjadi ajaran
filsafat terpenting.
D. Jaman Modern
Mulai tahun 1990 aliran fiksafat Barat paling populer pragmatisme sejak
1950 filsafat Cina dikuasai pemikiran Marx, Lenin dan Mao Tse Tung. Tiga tema
dipentingkan dalam filsafat Cina: Harmoni, toleransi dan perikemanusiaan.
3. Sejarah Perkembangan Filsafat di Barat
Dalam
sejarah filsafat barat, dibedakan menjadi empat periode besar, yaitu :
1. Jaman Kuno (600 SM-400 M)
2. Jaman Patristik dan Skolastik (400 M-1500 M)
3. Jaman Modern (1500 M-1800 M0
4. Jaman Sekarang (setelah ±1800 M)
1. Jaman Kuno (600 SM-400 M)
a. Permulaan
Sejarah filsafata barat dimulai di Milete, Asia kecil, sekitar tahun 600 SM. Pemikir-pemikir besar di Milete menyibukkan diri dengan filsafat alam.Mereka mencari suatu induk (archè) yang dianggap sebagai asal segala sesuatu.
- Menurut Thales, (±600 SM) airlah yang merupakan unsur induk.
- Menurut Anaximander, (±610-540 SM) segala sesuatu berasal dari yang
tak terbatas
- Menurut Anaximenes (±585-525 SM) udaralah yang menjadi unsur induk
dari segala sesuatu.
Pada 500 SM, Phytagoras merupakan orang pertama yang menamai dirinya
sebagai filsuf. Ajaran falsafinya mengatakan bahwa segala sesuatu terdiri dari
bilangan-bilangan: struktur dasar kenyataan itu “ritme”.
- Menurut Herakleitos(±500 SM) segalasesuatu mengalir / berubah (“phanta
rhei”)
- Menurut Parmenides(515-440 SM) segala sesuatu betul-betul ada sebagai
kesatuan mutlak yang abadi dan tak terbagikan.
b. Puncak jaman klasik
Puncak jaman klasik dicapai oleh Sokrates, Plato dan Aristoteles. Sokrates (±470-400 SM), merupakan guru Plato, ia mengajarkan bahwa akal budi harus menjadi norma terpenting untuk tindakan kita. Plato (428-348 SM) menggambarkan Sokrates merupakan seseorang yang alim yang mengajarkan bagaimana manusia dapat menjadi bahagia berkat pengetahuan tentang apa yang baik.
Filsafat Plato merupakan perdamaian antara ajaran Parmenides dan ajaran Herakleitos.Dalam dunia ide-ide segala sesuatu abadi, sedangkan dalam dunia yang terlihat, dunia kita yang tidak sempurna, segala sesuatu mengalami perubahan.
Aristoteles (384-322 SM), pendidik Iskandar Agung, adalah murid Plato. Tetapi ia tidak setuju dengan Plato dalam banyak hal. Menurut Aristoteles, ide-ide terletak di dalam benda-benda sendiri. Setiap benda terdiri dari dua unsur yang tidak terpisahkan, yaitu materi (hylè) dan bentuk (morfè). Menurut Aristoteles, materi tanpa bentuk tidak ada.
c. Hellenisme
Iskandar Agung medirikan kerajaan raksasa, dari India Barat sampai
Yunani dan Mesir. Kebudayaan Yunani yang membanjiri kerajaan ini disebut
“Hellenisme” yang erasal dari kata “Hellas”, “Yunani”. Hellenisme yang masih
berlangsung juga selama kerajaan Romawi, mempunyai pusat intelektualnya di tiga
kota besar: Athena, Alexandria dan Antiochia. Tiga aliran filsafat yang menonjol
dalam jaman Hellenisme, yaitu
1.
Stoisisme
Diajar oleh a.l. Zeno dari Kition
(333-262 SM). Etika Stoisisme mengajarkan bahwa manusia akan bahagia jika ia
berindak sesuai dengan akal budinya
2.
Epikurisme
Diajarkan oleh Epikuros (341-270
SM). Epikurisme mengajarkan bahwa manusia harus mencari kesenangan sedapat
mungkin.Kesenangan itu baik, asal selalu sekedarnya.
3.
Neo-platonisme
Diajarkan oleh Plotinos (205-270
SM). Neo-platoisme mengatakan bahwa seluruh kenyataan merupakan suatu proses
“emanasi” yang berasal dari Yang Esa dan yang kembali ke Yang Esa, berkat
“eros”: kerinduan untuk kembali ke asal Ilahi dari segala sesuatu.
2. Jaman Patristik dan Skolastik
Pada akhir Jaman Kuno dan selama abad pertengahan filsafat barat
dikuasai oleh pemikiran kristiani.Filsafat kristiani ini mencapai dua kali
periode keemasan, yaitu dalam Patristik dan dalam Skolastik.
a. Jaman Patristik
Patristic (dari kata Latin
“Patres” yang berarti “Bapa-bapa gereja”) dibagi atas Patristik Yunani (atau
Patristik Timur) dan Patristik Latin (atau Patristik Barat). Ajaran
falsafi-teologis Bapa-bapa gereja memperlihatkan bahwa iman sesuai dengan
pikiran-pikiran paling dalam dari manusia.
b. Jaman
Skolastik
Sekitar tahun 1000, peranan
Ployinos diambil alih oleh Aristoteles. Pengaruh Aristoteles lama-kelamaan
begitu besar sehingga ia disebut sebagai Sang Filsuf.
Filsafat mereka disebut dengan
“Skolastik”, dari kata Latin “scholasticus”, yang berarti “guru”.Karena dalan
periode ini filsafat diajarkan dalam sekolah-sekolah biara dan universita
menurut suatu kurikulum yang tetap dan yang bersifat internasional.
3. Jaman Modern
Jaman modern dibagi dalam periode:
a. Renesanse
Jembatan antara Abad Pertengahan dan Jaman Modern, periode antara sekitar 1400-1600 disebut “Renesanse” (jaman kelahiran kembali). Mulai sekarang, manusialah yang dianggap sebagai titik focus dari kenyataan.
b. Jaman Barok
Filsuf dari jaman Barok adalah R.
Decartes (1596-1650), B Spinoza (1632-1677) dan G. Leibniz
(1646-1710).Filsuf-filsuf ini menekankan kemungkinan akal budi (ratio)
manusia.Mereka juga menyusun suatu system filsafat dengan menggunakan metode
matematika.
c. Fajar Budi
Periode ini dari sejarah barat disebut “Jaman Pencerahan” atau “Fajar Budi” (dalam bahasa Inggris “Enlightenment), dalam bahasa Jerman “Aufklärung”. Filsuf besar dalam jaman ini antara lain, J. Locke (1632-1704), G. Berkeley (1684-1753). Di Perancis J.J. Rousseau (1712-1778) dan di Jerman Immanuel Kant (1724-1804)., yang menciptakan sintase dari rasionalisme dan empirisme dan yang dianggap sebagai filsuf terpenting dari jaman modern.
d. Romantik
Filsuf besar dari Romantik berasal dari Jerman, yaitu J. Fichte (1762-1814), F. Schelling (1775-1854) dan G. Hegel (1770-1831).Aliran yang diwakili oelh ketiga filsuf ini disebut idealism. Artinya mereka memprioritaskan ide-ide, berlawanan dengan “materialism” yang memprioritaskan dunia material.
4. Jaman Sekarang(Post
Modernisme)
Dalam abad ketujuh belas dan kedelapan belas sejarah filsafat Barat, memperlihatkan aliran-aliran yang besar, yang mempertahankan diri dalam wilayah yang luas, yaitu rasionalisme, empirisme, dan idealism. Dibawah ini hanya disebut aliran-aliran yang paling berpengaruh, yaitu: positivism, marxisme, eksistensialisme, pragmatism, neo-kantianisme, neo-tomisme dan fenomenologi.
1. Positivisme
Positivisme mulai pada filsuf A.
Comte (1798-1857).Comte mengatakan bahwa pemikiran setiap manusia, pemikiran
setiap ilmudan pemikiran suku bangsa manusia pada umumnya melewati tiga tahap,
yaitu tahap teologis, tahap metafisis, tahap positif-ilmiah.
2. Marxisme
Marxisme mengajarkan sebagai
“material dialektis”, bahwa kenyataan kita akhirnya hanya terdiri dari materi
yang berkembang melalui suatu proses dialektis. Tokoh dari materialism
dialektis terutama K. Marx (1818-1833) dan F. Engels (1820-1895). Menurut Marx,
filsafat harus menjadi praktis: merumuskan suatu ideology, suatu strategi untuk
merubah dunia.
3. Eksistensialisme
Eksistensialisme dipersiapkan
dalam abad kesembilan belas oleh S. Kierkegaard (1813-1855) dan F. Nietzsche
(1844-1900). Eksistensialisme merupakan nama untuk macam-macam jenis filsafat.
Semua jenis ini mempunyai inti yang sama, yaitu keyakinan yang konkret , dan
tidak pada hakekat (essensi) manusia pada umumnya. Esensi seseorang ditentukan
selama eksistensinya di dunia ini.
4. Fenomenologi
Fenomenologi lebih suatu metode
falsafi daripada suatu ajaran. Metode fenomenologis berasal dari E. Husserl
(1859-1938) dan kemudia dikembangkan oleh M. Scheler (1874-1928) dab M.
Merleau-Ponty (1908-1961). Fenomenologi mengatakan bahwa kita harus
memperkenalkan gejala-gejala dengan menggunakan intuisi.
5.
Pragmatisme
Merupakan aliran filsafat yang
lahir di Amerika Serikat sekitar tahun 1900.Tokoh penting dalam aliran filsafat
ini adalah tidak benar ataupun
salah, melainkan ide-ide dijadikan benar atau suatu tindakan tertentu. Menurut
pragmatism, tidak harus ditanyakan “apa itu?”, melainkan “apa gunanya?” atau
“untuk apa?”.
6. Neo-Kantianisme dan neo-Tomisme
Neo-Kantianisme berkembang di Jerman. Filsafat dalam aliran ini dianggap sebagai
epistemology dan kritik ilmu pengetahuan.Tokoh dalam aliran ini adalah E.
Cassirer (1874-1945), H. Rickert (1863-1936) dan H. Vainhinger (1852-1933).
Neo-tomisme berkembang di dunia Katolik di Negara Eropa dan Amerika. Aliran ini
awalnya agak konservatif, tetapi mulai dianggap penting dan berpengaruh berkat
dialog dengan filsafat Kant.Tokoh dalam aliran ini adalah J. Marèchal
(1878-1944), A. Sertillanges O.P. (1863-1948) dan Maritain (1882-1973).
7. Aliran-aliran paling baru
Pada sekarang ini terdapat dua
aliran filsafat yang mempunyai peranan besar, tetapi belum dianggap sebagai
aliran yang membuat sejarah, karena mereka masih terlalu baru.Kedua aliran ini
yaitu filsafat analitis dan strukturalisme.
Filsafat
analitis merupakan aliran terpenting di Inggris dan Amerika Serikat sejak
sekitar tahun 1950. Filsafat analitis menyibukkan diri dengan analisa bahsa dan
analisa konsep-konsep. Tokoh filsafat analitis adalah L. Wittgenstein (1889-1951).
Sedangkan
aliran strukturalisme berkembang di Perancis sejak tahun 1960. Strukturalisme
menyelidiki patterns (pola-pola dasar yang tetap) dalam bahasa, agama, system
ekonomis dan politik, dan alam karya kesusateraan. Tokoh dalam strukturalisme
antara lain Cl. Lèvi-Strauss, J. Lacan dan M. Foucault.
Sumber : Buku/ Modul pembelajaran KBK Fillsafat UNTAR ' 14
Sumber : Buku/ Modul pembelajaran KBK Fillsafat UNTAR ' 14
Tidak ada komentar:
Posting Komentar