Rabu, 17 September 2014

Sejarah Filsafat


Hai teman-teman. Di pertemuan pertama, kami mendapat tugas kelompok untuk membuat mindmap. Nah, ini adalah materi yang kami ringkas untuk dibuat dalam mindmap.



Sejarah filsafat mengajar jawaban-jawaban yang diberikan oleh pemikir-pemikir besar, tema-tema yang dianggap paling penting dalam periode-periode tertentu, dan aliran-aliran besar yang menguasai pemikiran selama suatu jaman atau disuatu bagian tertentu. Cara berpikir tentang manusia, tentang asal dan tujuan, tentang hidup dan kematian, tentang kebebasan dan cinta, tentang yang baik dan yang jahat, tentang materi dan jiwa, alam dan sejarah. 
Sejarah filsafat dunia merupakan suatu sumber pengetahuan, pengalaman, hikmat, dan iman yang luar biasa. Sejarah filsafat merupakan suatu cermin manusia. 
Pembagian filsafat secara sistematis yang didasarkan pada sistematika yang berlaku didalam kurikulum akademis :

1.      Metafisika (filsafat tentang hal yang ada)
2.      Epistemologi (teori pengetahuan)
3.      Metodologi (teori tentang metode)
4.      Logika (teori tentang penyimpulan)
5.      Etika (filsafat tentang pertimbangan nilai)
6.      Estetika (filsafat tentang keindahan)
7.      Sejarah filsafat(awal mula filsafat)



Panorama Sejarah Perkembangan Filsafat

1. Sejarah Perkembangan Filsafat di India

Orang india tidak belajar untuk "menguasai" dunia, melainkan untuk "berteman" dengan dunia.
Filsafat India dapat dibagikan atas lima periode besar :

a. Jaman Weda (2000-600 SM)

- masa terbentuknya literatur suci
- masa rite korban dan spekulasi mengenai korban
- masa refleksi filsafat dalam Upanisad

Bangsa Aryan masuk India dari utara, 1500M. Literatur suci mereka disebut "Weda", Weda terdiri dari "Samhita", "Brahmana", "Aranyaka" dan "Upanisad". Terpenting untuk filsafat India adalah Upanisad. Tema Upanisad ajaran tentang hubungan Atman dan Brahman. 

b. Jaman Skeptisisme (200 SM - 300 M)

- reaksi terhadap ritualisme dan spekulasi
- Buddhisme dan Jainisme
- "kontrareformasi" dalam bentuk enam sekolah ortodoks, "Saddharsana"

Suatu reaksi terhadap ritualisme imam-imam maupun terhadap spekulasi berhubungan dengan korban para rahib. Terpenting Buddhisme, ajaran Gautama Buddha yang memberi pedoman praktis untuk mencapai keselamatan.


c. Jaman Puranis (300-1200)

Tahun 300, Buddhisme mulai lenyap dari india. Pemikirin India "abad pertengahan" -nya dikusai spekulasi teologis, mengenai inkarnasi-inkarnasi dewa-dewa.

D. Jaman Muslim (1200-1757)
Dua nama pengarang sya'ir Kabir, mencoba memperkembangkan suatu agama universal, Guru Nanak (pendiri aliran Sikh), yang mencoba menyerasikan Islam dan Hinduisme.

E. Jaman Modern (setelah 1757)

Pengaruh Inggeris di India, mulai tahun 1757. Filsafat India dapat belajar dari rasionalisme dan positivisme Barat. Filsafat Barat dapat belajar dari intuisi Timur mengenai kesatuan dalam kosmos dan mengenai identitas mikrokosmos dan makrokosmos. Filsafat Barat terlalu duniawi, filsafat Timur terlalu mistik.

Renesanse dari nilai-nilai India sebagai reaksi terhadap pengaruh-pengaruh dari luar

Reaksi lain Jainisme dari Mahawira Jina.
Sebagai kontra-reformasi, muncul dalam Hinduisme resmi enam sekolah ortodoks (disebut "ortodoks", karena Buddhidme dan Jainisme, yang tidak berdasarkan Weda, dianggap bidaah). Keenam sekolah ini, "Saddharsana", adalah Nyaya, Waisesika, Samkhya, Yoga, Purwa-Mimamsa dan Ynana (atau Uttara-Mimamsa). Yang terpenting dari sekolah Samhkya dan Yoga. Yoga dari kata "juj", "menghubungkan", mengajar suatu jalan ("marga") untuk mencapai kesatuan dengan ilah. Samkhya (artinya "jumlah", "hitungan") adalah darsana paling tua, yang mengajar sebagai tema terpenting hubungan alam-jiwa, kesadaran-materi, hubungan "Purusa" - "Praktiri".

2. Sejarah Perkembangan Filsafat di Cina

Tema pokok "perikamanusiaan". Pemikiran cina lebih antroposentris dan lebih pragmatis.
Dicina diajarkan bahwa manusia sendiri dapat menentukan nasibnya dan tujuannya.

Filsafat Cina dibagikan empat periode besar:
1.. Jaman Klasik (600-200 M)
2 . Jaman Neo-taoisme dan Buddhisme (200 SM - 1000 M)
3.  Jaman Neo-konfusianisme (1000-1900)
4. Jaman Modern (setelah 1900)


A. Jaman Klasik

Di Cina, jaman klasik terletak 600 dan 200 SM. Sekolah-sekolah tepenting dalam jaman klasik adalah :

1. Konfusianisme

Bentuk Latin "Kong-Fu-Tse", hidup 551 dan 497 SM. Mengajar Tao ("jalan" sebagai prinsip utama dari kenyataan) adalah "jalan manusia". Artinya manusia sendirilah yang dapat menjadikan Tao luhur dan mulya, kalau ia hidup dengan baik.

2. Taoisme

Taoisme diajarkan oleh Lao Tse ("guru tua") hidup 550 SM. Lao Tse melawan konfusius. Menurut Lao Tse bukan "jalan manusia" melainkan "jalan alam"-lah yang merupakan Tao.
Lao Tse lebih metafisika, konfisius lebih etika. Puncak metafisika Taoisme kesadaran bahwa kita tidak tahu apa-apa tentang Tao.

3. Yin-Yang

"Yin" itu prinsip pasif, ketenangan, surga, bulan, air dan perempuan, simbol untuk kematian dan untuk yang dingin. "Yang" itu prinsip aktif, gerak, bumi, matahari, api dan laki-laki, simbol untuk hidup dan untuk yang panas.

4. Moisme

Moisme didirikan oleh Mo Tse 500 dan 400 SM. Mo Tse mengajar yang terpenting adalah "cinta universal", kemakmuran untuk semua orang, dan perjuangan bersama-sana untuk memusnahkan kejahatan. Filsafat Moisme sangat pragmatis.
Etika Mo Tse mengenal suatu prinsip yang antara laub dalam agama Kristen disebut "kaidah emas".

5. Ming Chia

"Ming Chia" atau "sekolah nama-nama", menyibukkan diri dengan analisa istilah-istilah dan perkataan-perkataan.  Ajaran mereka penting sebagai analisa dan kritik yang mempertajamkan perhatian untuk pemakaian bahasa yang tepat, dan yang memperkembangkan logika dan tatabahasa.

6. Fa Chia
Sekolah hukum" berpikir tentang soal-soal praktis dan politik. Fa Chia mengajar kekuasaan adalah dari suatu sistem undang-undang yang keras sekali.

B. Jaman Neo Taoisme dan Budhisme
Tao dibandingkan dengan "Nirwana" dari ajaran Buddha, yaitu "transendensi di seberang segala nama dan konsep", "di seberang adanya".

C. Jaman Neo Konfusianisme
Tahun 1000 M Konfusianisme klasik menjadi ajaran filsafat terpenting.

D. Jaman Modern
Mulai tahun 1990 aliran fiksafat Barat paling populer pragmatisme sejak 1950 filsafat Cina dikuasai pemikiran Marx, Lenin dan Mao Tse Tung. Tiga tema dipentingkan dalam filsafat Cina: Harmoni, toleransi dan perikemanusiaan.

3. Sejarah Perkembangan Filsafat di Barat
Dalam sejarah filsafat barat, dibedakan menjadi empat periode besar, yaitu :
1. Jaman Kuno (600 SM-400 M)
2. Jaman Patristik dan Skolastik (400 M-1500 M)
3. Jaman Modern (1500 M-1800 M0
4. Jaman Sekarang (setelah ±1800 M)

1. Jaman Kuno (600 SM-400 M)
a. Permulaan

Sejarah filsafata barat dimulai di Milete, Asia kecil, sekitar tahun 600 SM. Pemikir-pemikir besar di Milete menyibukkan diri dengan filsafat alam.Mereka mencari suatu induk (archè) yang dianggap sebagai asal segala sesuatu.
- Menurut Thales, (±600 SM) airlah yang merupakan unsur induk.
- Menurut Anaximander, (±610-540 SM) segala sesuatu berasal dari yang tak terbatas
- Menurut Anaximenes (±585-525 SM) udaralah yang menjadi unsur induk dari segala sesuatu.

Pada 500 SM, Phytagoras merupakan orang pertama yang menamai dirinya sebagai filsuf. Ajaran falsafinya mengatakan bahwa segala sesuatu terdiri dari bilangan-bilangan: struktur dasar kenyataan itu “ritme”.

- Menurut Herakleitos(±500 SM) segalasesuatu mengalir / berubah (“phanta rhei”)
- Menurut Parmenides(515-440 SM) segala sesuatu betul-betul ada sebagai kesatuan mutlak yang abadi dan tak terbagikan.

b. Puncak jaman klasik

Puncak jaman klasik dicapai oleh Sokrates, Plato dan Aristoteles. Sokrates (±470-400 SM), merupakan guru Plato, ia mengajarkan bahwa akal budi harus menjadi norma terpenting untuk tindakan kita. Plato (428-348 SM) menggambarkan Sokrates merupakan seseorang yang alim yang mengajarkan bagaimana manusia dapat menjadi bahagia berkat pengetahuan tentang apa yang baik.

Filsafat Plato merupakan perdamaian antara ajaran Parmenides dan ajaran Herakleitos.Dalam dunia ide-ide segala sesuatu abadi, sedangkan dalam dunia yang terlihat, dunia kita yang tidak sempurna, segala sesuatu mengalami perubahan.

Aristoteles (384-322 SM), pendidik Iskandar Agung, adalah murid Plato. Tetapi ia tidak setuju dengan Plato dalam banyak hal. Menurut Aristoteles, ide-ide terletak di dalam benda-benda sendiri. Setiap benda terdiri dari dua unsur yang tidak terpisahkan, yaitu materi (hylè) dan bentuk (morfè). Menurut Aristoteles, materi tanpa bentuk tidak ada.

c. Hellenisme
Iskandar Agung medirikan kerajaan raksasa, dari India Barat sampai Yunani dan Mesir. Kebudayaan Yunani yang membanjiri kerajaan ini disebut “Hellenisme” yang erasal dari kata “Hellas”, “Yunani”. Hellenisme yang masih berlangsung juga selama kerajaan Romawi, mempunyai pusat intelektualnya di tiga kota besar: Athena, Alexandria dan Antiochia. Tiga aliran filsafat yang menonjol dalam jaman Hellenisme, yaitu
1.      Stoisisme
Diajar oleh a.l. Zeno dari Kition (333-262 SM). Etika Stoisisme mengajarkan bahwa manusia akan bahagia jika ia berindak sesuai dengan akal budinya
2.      Epikurisme
Diajarkan oleh Epikuros (341-270 SM). Epikurisme mengajarkan bahwa manusia harus mencari kesenangan sedapat mungkin.Kesenangan itu baik, asal selalu sekedarnya.
3.      Neo-platonisme
Diajarkan oleh Plotinos (205-270 SM). Neo-platoisme mengatakan bahwa seluruh kenyataan merupakan suatu proses “emanasi” yang berasal dari Yang Esa dan yang kembali ke Yang Esa, berkat “eros”: kerinduan untuk kembali ke asal Ilahi dari segala sesuatu.

2. Jaman Patristik dan Skolastik

Pada akhir Jaman Kuno dan selama abad pertengahan filsafat barat dikuasai oleh pemikiran kristiani.Filsafat kristiani ini mencapai dua kali periode keemasan, yaitu dalam Patristik dan dalam Skolastik.

a. Jaman Patristik
Patristic (dari kata Latin “Patres” yang berarti “Bapa-bapa gereja”) dibagi atas Patristik Yunani (atau Patristik Timur) dan Patristik Latin (atau Patristik Barat). Ajaran falsafi-teologis Bapa-bapa gereja memperlihatkan bahwa iman sesuai dengan pikiran-pikiran paling dalam dari manusia.

b. Jaman Skolastik
Sekitar tahun 1000, peranan Ployinos diambil alih oleh Aristoteles. Pengaruh Aristoteles lama-kelamaan begitu besar sehingga ia disebut sebagai Sang Filsuf.
Filsafat mereka disebut dengan “Skolastik”, dari kata Latin “scholasticus”, yang berarti “guru”.Karena dalan periode ini filsafat diajarkan dalam sekolah-sekolah biara dan universita menurut suatu kurikulum yang tetap dan yang bersifat internasional.

3. Jaman Modern
Jaman modern dibagi dalam periode:
a. Renesanse

Jembatan antara Abad Pertengahan dan Jaman Modern, periode antara sekitar 1400-1600 disebut “Renesanse” (jaman kelahiran kembali). Mulai sekarang, manusialah yang dianggap sebagai titik focus dari kenyataan.

b. Jaman Barok

Filsuf dari jaman Barok adalah R. Decartes (1596-1650), B Spinoza (1632-1677) dan G. Leibniz (1646-1710).Filsuf-filsuf ini menekankan kemungkinan akal budi (ratio) manusia.Mereka juga menyusun suatu system filsafat dengan menggunakan metode matematika.

c. Fajar Budi

Periode ini dari sejarah barat disebut “Jaman Pencerahan” atau “Fajar Budi” (dalam bahasa Inggris “Enlightenment), dalam bahasa Jerman “Aufklärung”. Filsuf besar dalam jaman ini antara lain, J. Locke (1632-1704), G. Berkeley (1684-1753). Di Perancis J.J. Rousseau (1712-1778) dan di Jerman Immanuel Kant (1724-1804)., yang menciptakan sintase dari rasionalisme dan empirisme dan yang dianggap sebagai filsuf terpenting dari jaman modern.

d. Romantik

Filsuf besar dari Romantik berasal dari Jerman, yaitu J. Fichte (1762-1814), F. Schelling (1775-1854) dan G. Hegel (1770-1831).Aliran yang diwakili oelh ketiga filsuf ini disebut idealism. Artinya mereka memprioritaskan ide-ide, berlawanan dengan “materialism” yang memprioritaskan dunia material.

4. Jaman Sekarang(Post Modernisme)

Dalam abad ketujuh belas dan kedelapan belas sejarah filsafat Barat, memperlihatkan aliran-aliran yang besar, yang mempertahankan diri dalam wilayah yang luas, yaitu rasionalisme, empirisme, dan idealism. Dibawah ini hanya disebut aliran-aliran yang paling berpengaruh, yaitu: positivism, marxisme, eksistensialisme, pragmatism, neo-kantianisme, neo-tomisme dan fenomenologi.

1. Positivisme
Positivisme mulai pada filsuf A. Comte (1798-1857).Comte mengatakan bahwa pemikiran setiap manusia, pemikiran setiap ilmudan pemikiran suku bangsa manusia pada umumnya melewati tiga tahap, yaitu tahap teologis, tahap metafisis, tahap positif-ilmiah.

2. Marxisme
Marxisme mengajarkan sebagai “material dialektis”, bahwa kenyataan kita akhirnya hanya terdiri dari materi yang berkembang melalui suatu proses dialektis. Tokoh dari materialism dialektis terutama K. Marx (1818-1833) dan F. Engels (1820-1895). Menurut Marx, filsafat harus menjadi praktis: merumuskan suatu ideology, suatu strategi untuk merubah dunia.

3. Eksistensialisme
Eksistensialisme dipersiapkan dalam abad kesembilan belas oleh S. Kierkegaard (1813-1855) dan F. Nietzsche (1844-1900). Eksistensialisme merupakan nama untuk macam-macam jenis filsafat. Semua jenis ini mempunyai inti yang sama, yaitu keyakinan yang konkret , dan tidak pada hakekat (essensi) manusia pada umumnya. Esensi seseorang ditentukan selama eksistensinya di dunia ini.

4. Fenomenologi
Fenomenologi lebih suatu metode falsafi daripada suatu ajaran. Metode fenomenologis berasal dari E. Husserl (1859-1938) dan kemudia dikembangkan oleh M. Scheler (1874-1928) dab M. Merleau-Ponty (1908-1961). Fenomenologi mengatakan bahwa kita harus memperkenalkan gejala-gejala dengan menggunakan intuisi.

5. Pragmatisme
Merupakan aliran filsafat yang lahir di Amerika Serikat sekitar tahun 1900.Tokoh penting dalam aliran filsafat ini adalah  tidak benar ataupun salah, melainkan ide-ide dijadikan benar atau suatu tindakan tertentu. Menurut pragmatism, tidak harus ditanyakan “apa itu?”, melainkan “apa gunanya?” atau “untuk apa?”.

6. Neo-Kantianisme dan neo-Tomisme
Neo-Kantianisme berkembang di Jerman. Filsafat dalam aliran ini dianggap sebagai epistemology dan kritik ilmu pengetahuan.Tokoh dalam aliran ini adalah E. Cassirer (1874-1945), H. Rickert (1863-1936) dan H. Vainhinger (1852-1933).
Neo-tomisme berkembang di dunia Katolik di Negara Eropa dan Amerika. Aliran ini awalnya agak konservatif, tetapi mulai dianggap penting dan berpengaruh berkat dialog dengan filsafat Kant.Tokoh dalam aliran ini adalah J. Marèchal (1878-1944), A. Sertillanges O.P. (1863-1948) dan Maritain (1882-1973).

7. Aliran-aliran paling baru
Pada sekarang ini terdapat dua aliran filsafat yang mempunyai peranan besar, tetapi belum dianggap sebagai aliran yang membuat sejarah, karena mereka masih terlalu baru.Kedua aliran ini yaitu filsafat analitis dan strukturalisme.
Filsafat analitis merupakan aliran terpenting di Inggris dan Amerika Serikat sejak sekitar tahun 1950. Filsafat analitis menyibukkan diri dengan analisa bahsa dan analisa konsep-konsep. Tokoh filsafat analitis adalah L. Wittgenstein (1889-1951).
Sedangkan aliran strukturalisme berkembang di Perancis sejak tahun 1960. Strukturalisme menyelidiki patterns (pola-pola dasar yang tetap) dalam bahasa, agama, system ekonomis dan politik, dan alam karya kesusateraan. Tokoh dalam strukturalisme antara lain Cl. Lèvi-Strauss, J. Lacan dan M. Foucault.

Sumber : Buku/ Modul pembelajaran KBK Fillsafat UNTAR ' 14

Tidak ada komentar:

Posting Komentar