Hai teman-teman, dalam pertemuan
ketiga kemarin, kami melakukan debat antar kelas. Kami mengkaji suatu kasus
menerapkan prinsip epistimologi. Jadi tiap kelas mengirim dua pasang (perempuan
dan laki-laki) untuk beradu argumen. Mereka kemudian dipisah lagi memilih pro
dan kontra. Setelah selesai, kami per individu ditugaskan untuk menuliskan pendapat
kami di blog masing-masing. Berikut merupakan pendapat saya.
Ada dua kasus yang diajukan.
Pertama adalah tentang penerapan pemilu alias pemilihan umum langsung. Untuk bagian
pertama ini saya memilih pro. Kenapa pro? Karena pemilihan umum menurut saya
adalah sistem yang paling cocok untuk diterapkan di negara Indonesia yang
menganut asas demokratis. Pemilihan umum langsung ini telah ditetapkan dan
diperjuangkan dengan susah payah sejak lama. Budget untuk melangsungkan pesta
rakyat ini juga sudah ditetapkan. Dalam sistem ini, rakyat dapat memilih yang
sesuai dengan hati nurani mereka masing-masing. Sehingga pelaksanaan
pemerintahan dari rakyat, untuk rakyat, dan oleh rakyat benar-benar dijalankan.
Mengenai adanya penyelewengan
atau sikap yang negatif seperti korupsi dana pemilu, pemaksaan kelompok
tertentu untuk memenangkan dirinya, adanya suara yang tidak sah, sampai
pemimpin yang ternyata tidak kompeten padahal sudah mendapatkan kedudukan,
bukanlah salah dari sistem yang sudah ada. Perbaikan moral adalah yang harus
ditekankan. Buktinya, kita pernah menjalankan pemilu benar-benar bersih dan
demokratis pada pemilu yang paling pertama. Artinya, jika kita kembali
menanamkan moral bangsa yang benar dan sesuai dengan nilai-nilai luhur, pemilu
seperti itu pasti bisa tercapai lagi dengan baik. Nyatanya, walaupun banyak hal
negatif yang tidak disangka tetap terjadi, tetapi negara ini telah berusaha
keras untuk mencapai ketertiban dan keamanan yang baik selama pemilu
berlangsung dan telah melakukan berbagai upaya meminimalisir kejadian yang
tidak diinginkan.
Nah, dalam mengkaji hal diatas, saya melakukannya dengan pendekatan epistimologi rasional dan fenomenalis.
Lanjut ke pembahasan berikutnya,
ya.
Kasus kedua adalah mengenai Seks bebas. Kali ini, saya berpihak pada kontra. Saya akan tetap pada pendekatan rasionalis dan fenomenalis, namum menambahkan dengan sifat epistimologi, yaitu secara evaluatif dan normatif. Berikut penjelasan saya.
Kasus kedua adalah mengenai Seks bebas. Kali ini, saya berpihak pada kontra. Saya akan tetap pada pendekatan rasionalis dan fenomenalis, namum menambahkan dengan sifat epistimologi, yaitu secara evaluatif dan normatif. Berikut penjelasan saya.
Pada hal yang kedua ini saya jelas memilih kontra. Saya sangat tidak setuju dengan seks bebas. Hal ini membawa pengaruh negatif untuk banyak hal. Yang pasti prestasi dan karier bisa menurun jika terlalu banyak bergaul. Karena pergaualn seperti ini menyita banyak waktu. Sehingga waktu produktif pun berkurang.
Seks bebas telah terlihat dengan
jelas dapat menimbulkan berbagai penyakit yang bisa mematikan. Selain itu, seks
bebas bisa mengakibatkan kehamilan. Kehamilan yang tidak diinginkan ini dapat
berujung pada kematian, baik kematian janin, maupun kematian sang ibu beserta
janinnya. Jadi, walaupun banyak praktek aborsi, praktek ini sangatlah berbahaya
dan dilarang di berbagai tempat. Karena praktek ini memperbolehkan seseorang
membunuh yang lainnya (janin, walaupun masih kecil, ini juga merupakan bakal
manusia), yang bertentangan dengan norma. Selain itu, dari berbagai kasus yang
ada, telah di telaah bahwa banyak praktek aborsi yang gagal dan menimbulkan
infeksi serta penyakit, akibat penggunaan alat-alat dan obat-obatan yang tidak
jelas.
Untuk itu perlu dilakuakn
edukasi sejak dini tentang seks sehingga remaja tidak “coba=coba” melakukannya.
Semua warga perlu mengetahui dampaknya bagi kesehatan agar menghindari seks
bebas. Selain itu, perhatian dari orang tua untuk mengontrol pergaulan anaknya
juga tidak kalah penting.
Sekian penjelasan saya, posting
berikutnya adalah pertemuan ketiga sesi kedua.
bagus blgonya hazel,95 ya
BalasHapuswahh blog kamu jga bagus din
HapusSuka deh debatdebat gini~ 100 deh buat kamu;) yeahahah
BalasHapushehe thanks bgt stef
Hapus