Pertemuan kelima bagian kedua.
SILOGISME
Apa ?
Merupakan penarikan kesimpulan dari beberapa premis yang
sifatnya memperpendek/memperpadat agar menjadi suatu paparan yang baru.
Syarat : Jika premis benar, maka
kesimpulan benar.
Ciri khas
Ditunjukan dengan kata-kata pengawal kalimat
sebagai berikut:
Karena itu, oleh sebab itu, maka dari situ,
dll.
Alasan adalah yang ditunjukan oleh M (term
menengah).
Simpulan yang baik memperlihatkan dasar dan
alasannya.
Silogisme dibagi dalam dua bentuk : Silogisme katagoris dan
silogisme hipotesis.
A. Silogisme katagoris
Simpulannya merupakan penyataan tanpa syarat ( katagoris )
Contoh :
Yang berbuat dosa akan mendapat hukuman.
Yang mencontek berbuat dosa.
Maka, yang mencontek akan mendapat hukuman.
4 penjabaran/ kelompok silogisme katagoris tunggal adalah:
i) Silogisme katagoris tunggal
Bentuk silogisme ini ialah
merupakan dua premis dengan 3 term
1.
M
adalah S dalam premis mayor dan P dalam premis minor.
Aturan: premis minor merupakan penegasan, premis mayor
bersifat umum.
Contoh
:
Semua
unggas mempunyai bulu.
Burung
adalah unggas.
Burung
mempunyai bulu.
2.
M
jadi P dalam premis mayor dan minor
Aturan: Salah satu premis harus menjadi negatif
Contoh
:
Semua orang
yang vegetarian tidak makan daging
Rere makan
daging
Rere bukan
orang yang vegetarian
3.
M
menjadi S dalam premis mayor dan minor.
Aturan: Premis minor merupakan penegasan, simpulannya
bersifat particular.
Contoh:
Semua mahasiswa
harus membawa karton warna-warni.
Ada mahasiswa
yang membawa karton putih.
Jadi,
sebagian mahasiswa yang membawa karton putih adalah mahasiswa yang membawa
karton warna-warni.
4.
M
adalah P dalam premis mayor, S dalam premis minor.
Aturan: (sama dengan nomor 3)
Contoh:
Pensil
adalah alat tulis.
Semua alat
tulis digunakan mahasiswa.
Jadi,
sebagian yang digunakan mahasiswa adalah pensil.
ii) Silogisme
katagoris majemuk
Silogisme bentuk ini
memiliki premis yang sangat lengkat, yakni lebih dari tiga premis.
Entimen – semua premis tidak dinyatakan secara
eksplisit, disebut juga silogisme singkat.
Contoh:
Versi pendek
Manusia
membutuhkan oksigen.
Manusia adalah
mahkluk hidup.
Versi lengkap
Mahkluk hidup
membutuhkan oksigen.
Manusia
membutuhkan oksigen.
Manusia adalah
mahkluk hidup.
Polisilogisme – Deretan silogisme yang kesimpulannya
kemudian menjadi premis untuk silogisme yang lainnya.
Contoh:
seseorang yang menginginkan lebh dari yang dimiliki merasa tidak puas. Seseorang yang rakus adalah seseorang yang menginginkan lebih dari yang dimiliki. Jadi, seseorang yang rakus merasa tidak puas.
Sorites – Premisnya lebih dari dua, dengan
keputusan yang dihubungkan sedemikian rupa
Contoh:
Seseorang yang sehat itu adalah orang yang rajin berolah raga. Seseorang rajin berolah raga meluangkan waktunya untuk berlari. Seseorang yang meluangkan waktunya untuk berlari mempunyai jantung yang kuat. Jadi, seserang yang sehat adalah yang mempunyai jantung yang kuat.
Epicherema- silogisme yang satu/ kedua premisnya disertai alasan.
Contoh:
Contoh:
Pulpen adalah barang berguna, karena semua orang membutuhkannya untuk menulis.
Pulpen pilot adalah pulpen yang baik, karena tintanya tidak cepat habis dan nyaman dipakai.
Jadi, pulpen pilot adalah barang berguna.
Silogisme terdiri dari 3 bagian:
Simpulan (S-P)
Premis Minor (yang mengandung S dan M)
Premis Mayor (titik tolak penalaran, dimana ada
P dan M)
Hukum Silogisme kategoris
= tidak boleh
mengandung kurang dari atau lebih dari tiga term ( S, P, M)
= M tidak boleh masuk dalam kesimpulan karena M berfungsi
mengadakan perbandingan dengan term lainnya ( S dan P )
= Term S dan P dalam simpulan tidak boleh lebih luas dari
premis-premisnya.
Jika hal ini dilanggar, maka akan terjadi latius hos (
penarikan kesimpulan yang terlalu luas)
Wilayah Kesesatan tidak
hanya pada penyampaian yang sesat, melainkan juga pada penyimpulannya yang
sesat.
a. Kesesatan Diksi
Kesesatan
Diksi sering terjadi karena bahasa yang kita gunakan tidak cukup menjelaskan
apa yang kita pikirkan. Kalimat-kalimat menjadi rancu dan menyesatkan. Ini bisa
memperlemah argumentasi. Akibatnya, kita mudah dipatahkan, bahkan dianggap
keliru oleh orang lain.
a.
Kesesatan karena penempatan
kata depan yang keliru
Contoh:
“Antara anyer
dan jakarta berjarak 50 Km.”
Kata Antara
dalam contoh ini mengacaukan subjek dalam kalimat dalam mengungkapkan hal yang
sama.
b.
Kesesatan karena mengacaukan
posisi subjek atau predikat
Kesesatan ini
sering terjadi dalam kalimat dengan frase
partisipal.
Contoh:
“Karena tidak mau
makan,ibu memberi adik vitamin tambahan.”
Karena subjek
kalimat dan subjek partisipal itu sama, yakni ibu, maka yang diberi vitamin
adalah ibu.
Kalimat yang
benar harusnya:
“Karena tidak
mau makan, adik diberikan vitamin tambahan oleh ibu.”
c.
Kesesatan karena ungkapan
yang keliru
Contoh:
“Aksi pencuri itu
berhasil ditangkap oleh kamera cctv, hari rabu lalu.
Kalimat ini
menunjukan bahwa yang berhasil adalah aksi si pencuri.
Kalimat yang
benar seharusnya:
“kamera cctv
berhasil menangkap aksi pencuri itu, pada hari rabu yang lalu.”
d.
Kesesatan
Amfiboli atau Amphibologic
Kata Amfiboli berasal dari kata “ampho”
(bahasa Yuani) yang berarti “ganda” atau “pada kedua sisi”.
Pengertian asal
kata ini memiliki kesejajaran dengan kata ”ambiguity” dalam bahasa Inggris
Kesesatan ini
menggunakan kalimat-kalimat yang dapat diinterprestasikan mengandung makna
lebih dari satu.
Contoh:
Pemilik rumah
yang megah itu sedang pergi ke luar negeri.
e.
Kesesatan aksen atau Prosodi
Pemberian tekanan yang salah dalam pembicaraan.
f.
Kesesatan karena alasan
yang salah atau hanya diandaikan
Adanya konklusi ditarik dari premis yang tidak relevan
dengannya.
Kesesatan Presumsi
Kesesatan ini muncul bila kebenaran dari konklusi yang seharusnya
dibuktikan, diandaikan saja tanpa bukti atau tanpa argumen, atau bila isu yang
sudah dimiliki malah diabaikan, atau bila kesimpulan itu ditarik dari
premis-premis yang tidak dapat diandalkan.
a.
Kesesatan karena
pernyataan yang mengundang pertanyaan (petitio principii)
Merupakan
pengandaian tentang kebenaran dari proposisi atau dari premis yang justru harus
dibuktikan
b. Kesesatan karena menghindari persoalan
·
Argumentum ad hominem
Kesesatan timbul
karena argumentasi dialihkan dari pokok persoalan ke orang atau pribadi.
Contoh: Jangan
percaya padanya, dia bekas narapidana.
·
Argumentum ad populum
Ditujukan kepada
massa atau orang banyak dengan cara menggugah perasaan mereka supaya menyetujui
atau mendukung suatu pendapat atau argumetasi.
Misal dalam kampanye politik, si kandidat membangga-banggakan partainya.
·
Argumentum ad misericordiam
·
Timbul karena argumentasi dialihkan dari persoalan ke
rasa belas kasihan.
·
Argumentum ad ignorantiam
Timbul ketika
argumentasi didasarkan pada ketidaktahuan.
Contoh: Anda
tidak bisa membuktikan kalau anda bukan pelakunya, maka anda mungkin pelakunya.
·
Argumentum ad auctoritatem
Timbul karena
dukungan argumentasinya didapatkan dari kewenangan.
Contoh: PR itu
harus selesai karena Pak Bonar memberitahukan kepada kami kemarin.
·
Argumentum ad baculum
Terjadi karena
ancaman.
Contoh: Seorang guru
mengancam akan mengeluarkan muridnya yang sering bolos kelas.
·
Argumentum demi keuntungan seseorang
Contoh: Seorang
pria kaya mau membiayai kuliah seorang mahasiswi asal mahasiswi tersebut mau
menjadi istrinya.
·
Kesesatan non causa pro causa
Terjadi karena
orang salah menentukan penyebabnya.
c. Kesesatan melalui retorika
1.
Eufemisme dan disfemisme
Orang yang menentang perintah disebut juga pembangkang.
Kalau tindakan pembangkang itu disetujui, maka oembangkang biasa disebut
reformator (eufemisme) dan jika tidak disetujui, pembangkang itu disebut
teroris (disfemisme).
2.
Perbandingan, definisi, dan penjelasan retorik
Perbandingan retorik digunakan untuk mengekspresikan atau
mempengaruhi sikap.
Definisi retorik memasukkan prasangka tertentu ke dalam
makna dari suatu istilah.
Penjelasan retorik juga bisa menyesatkan.
3.
Stereotipe
Adalah pemikiran atau pencirian sekelompok orang dengan
sedikit bukti atau tanpa bukti sama sekali.
4.
Innuendo
Adalah sindiran tak langsung
5.
Pertanyaan bermuatan (loading question)
Kesesatan pertanyaan bermuatan terjadi karena dalam
pertanyaan yang diajukan tersirat muatan jawaban.
6.
Weaseler
Adalah metode linguistik untuk keluar dari kesulitan.
7.
Meremehkan (downplay)
Adalah upaya untuk membuat seseorang atau sesuatu
kelihatan kurang penting atau kurang berarti.
Stereotipe, perbandingan retorik, penjelasan retorik, dan
innuendo dapat digunakan untuk men-downplay sesuatu.
8.
Lelucon atau sindiran
Adalah gaya retorika yang cukup berpengatuh.
Dalam pertunjukan debat, orang yang paling lucu dan
paling banyak membuat pendengar tertawa sering dianggap sebagai pemenang debat.
9.
Hiperbola
Adalah pernyataan yang terlalu berlebihan.
10.
Pengandaian bukti
Adalah ekspresi yang digunakan untuk
memberi kesan atau sugesti bahwa ada otoritas untuk sebuah pernyataan atau
klaim, tanpa menyebutkan bukti atau otoritas yang dimaksud.
Jenis kesesatan yang lainnya:
· Kesesatan aksiden : yang aksidental ( yang bukan yang utama) dikacaukan oleh hal yang hakiki (azas atau yang lebih terutama).
· Kesesatan presumsi - Generalisasi yang tergesah-gesah : menyimpulkan suatu hal secara umum ketika mendapat suatu perlakuan.
· Non-sequitur (belum tentu)
· Penalaran melingkar (petitio principli) Menyimpulkan sesuatu secara berbalik-balik
· Deduksi cacat: diambil kesimpulan dari umum ke khusus dengan latar belakang tidaklah sesuai dengan apa yang terlihat secara fisik.
· Pikiran simplistis: menyederhanakan pernyataan, tidak memikirkan hal yang panjang dan rumit.
Sumber: Slide power point pembelajaran dari dosen terkait dan modul pembelajaran kbk filsafat
Jangan pake spasi setelah (, sebelum ), sama sebelum : ._. biar rapi aja sih. Anw overall bagus
BalasHapusi'm trying to do my best tho ...
HapusHazelll! Ini penting jugaaa ada uts tentang kesesatan senin besok:") sangat membantu! 100 deh buat kamu;)
BalasHapusseriusan kamu belajar juga?? wahhh seneng banget deh kalo berguna hahaha
Hapus