Selasa, 30 September 2014

Dialog interaktif. Raga vs Jiwa


\hai, jadi, ini adalah dialok interaktif antara badan dan jiwa yang dibuat kelompok kami, ATMOSPHERE. Selamat membaca ya:) ditunggu comment kamu ya...\

Sekitar pukul 10 malam, Si Raga sedang menatap langit yang ditaburi bintang-bintang. Ia pun berbicara kepada dirinya sendiri

Raga : Aku punya segalanya. Segala bagian tergabung menjadi satu. Si kaki melangkahpun, semua anggota merasakannya. Hidupku teramat bahagia. Yang aku inginkan dapat segera kuraih. Solidaritas tertanam didalam aku. Satu bagian sakit, semua merasakannya. Letih pun demikian. Semua anggota didalam naunganku akan merasakannya juga.
Jiwa yang mendengar omongan Raga pun menghampiri dan bertanya-tanya


Jiwa : Raga? Dengan siapa kau bicara?
Raga : Ini loh.. Si bibir sedang berbicara tentang betapa bahagianya menjadi raga. Anggota yang lainnya pun setuju.
Jiwa : Termasuk kah aku?
Raga : Jelas tidak! Dirimu tak terlihat. Bagaikan omong kosong. Kami semua dapat melakukan segala yang kami mau tanpa keberadaan dirimu
Jiwa : Tapi.... Bukankah setiap manusia terdiri atas kau dan aku yang saling melengkapi?
Raga : Raga... Itulah namaku. Dan jiwa? Bukan bagian dari padaku. Mengapa engkau nampak memaksa untuk menjadi bagian dalam raga?
Jiwa : Aku ada untuk melengkapimu. Selalu bersama dan disitulah manusia..
Raga : Entahlah.. Namun tangan ini dapat mengambil apapun yang manusia butuhkan, kaki ini dapat melangkah kemanapun manusia mau, otak ini dapat bekerja untuk berpikir dan semua ini nampak baik-baik saja ada atau tanpa adanya dirimu
Jiwa : Walau aku abstrak, jangan remehkan aku. Kau boleh jelas, konkrit, bahkan nyata. Walau gerakku tak dapat dilihat oleh panca indera, namun aku dapat dirasakan.
Raga :Ya... Mungkin kau ada benarnya juga. Kau dapat dirasakan, dan aku dapat dilihat dengan panca indera. Cukup masuk akal di otak ini.
Jiwa : Kita memiliki peranan yang berbeda, Raga.. Kau tak bisa berdiri sendiri tanpa hadirnya diriku. Bukannya aku congkak, namun memang kenyataannya seperti itu.
Raga : Congkak sekali kau, Jiwa..
Jiwa : Bukan begitu... Dengarkan penjelasanku dulu. Tak ada yang lebih dominan diantara kita.
Raga : Apa manusia butuh kita berdua? Bagaimana bisa kita bersatu untuk manusia? Bukankah manusia hanya butuh raga untuk melakukan aktivitasnya?
Jiwa : Kau sangatlah berpikir kritis, Raga. Betul sekali, manusia membutuhkan kita berdua namun bukan untuk bertengkar atau berupaya mencari siapa pemenangnya diantara kita. Yang seharusnya terjadi adalah kita yang saling melengkapi satu sama lain untuk menjadi kesatuan yang utuh yaitu manusia
Raga : Jadi keberadaan kita itu untuk selalu bersama?
Jiwa : Tepat sekali. Kita saling melengkapi dan tidak dapat dipisahkan. Kita memiliki hubungan timbal balik. Kau harus selalu ingat itu..
Raga : Pemikiran mulai terbuka semenjak kau menjelaskan hal tersebut kepadaku.
Jiwa : Aku sebagai kompleksitas kegiatan mental manusia. Dan kamu ada dalam seluruh aktivitas entitas yang terjadi dalam hidup manusia.
Raga : Yap! Kini aku mengerti. Oh iya, aku istirahat dulu ya, Jiwa. Otak ini lelah habis belajar filsafat tadi malam.
Jiwa :Aku pun begitu, jelas-jelas aku juga terlibat dalam proses itu. Mari kita istirahat.
Raga : Oh iya, I’m sorry aku lupa hahaha
Jiwa : Kemampuan bahasamu sangatlah baik! Mari kita istirahat karena besok ada kelas Filsafat lagi sampai sore hari.
Raga : Iya betul, kita sebagai satu kesatuan yang utuh yang tak bisa dipisahkan dan selalu bersama. Selamat malam, Jiwa!
Jiwa : Selamat malam juga, Raga!

4 komentar:

  1. bagus zel dialog sm blognya 90 ya:)

    BalasHapus
  2. ihh bagus deh dialog nya ! kreatif banget :D 88 ya buat lu hazel hihi ditunggu postingan barunya

    BalasHapus