Pertemuan kedelapan sesi pertama
Afektivitas manusia sangatlah kompleks.
Afektivitas adalah hal yang membedakan
manusia dengan tumbuhan dan hewan.
Afektivitas adalah hal yang membuat manusia sungguh-sungguh ada/ membuktikan keberadaan manusia. Karena dengan mendalami perasaannyalah
manusia terlihat hadir di dunia.
Dengan afeksi, manusia berpartisipasi
dengan orang lain/ menjalin hubungan sosial. Juga manusia terdorong untuk mencintai, mengabdi, dan menjadi
kreatif.
Dengan kata lain, hampir
semua perilaku manusia didasarkan pada afeksinya.
Ada 2 kutub yang saling bertentangan
mengenai afeksi:
Pertama adalah afeksi mengarah pada
objek karena subjek menyukainya,
Dan yang kedua adalah afeksi berpaling
dari objek karena subjek menganggapnya suatu
hal yang buruk.
Cinta merupakan buah afektivitas positif, sementara benci
merupakan buah afektifitas negatif.
Ada yang disebut cinta utilitaris,
yaitu cinta yang timbul karena subjek merasakan kegunaan
yang diberikan objek kepadanya.
Sikap subjek dapat ditentukan secara afektif oleh subjeknya. Ada pula
pembedaan “perasaan dan emosi”. Pembedaan beberapa hal disebut hasrat-hasrat jiwa.
Meninjau dari ciri khas kebenaran adalah afektivitas yang disebut suasana
hati.
Orang bersuasana hati baik bila semua
kemampuannya bekerja dengan baik.
Apa yang bukan perbuatan afektif?
Cinta membuktikan dirinya dalam perbuatan-perbuatan. Sehingga cinta-lah yang pendahului segala perbuatan.
Afektivitas sering disamakan dengan kesanggupan merasa. Namun afektivitas
lebih dalam dan tak hanya tentang merasa, melainkan juga
mengangkut spiritual.
Apa yang merupakan kegiatan afektif?
Hidup afektif/ afektivitas adalah seluruh perbuatan afektif yang
dilakukan subjek sehingga subjek ditarik oleh objek, maupun sebaliknya.
Perbuatan afektif sedikit mirip dengan perbuatan mengenal karena dianggap
hal ital. Padahal keduanya berbeda. Perbuatan afektif adalah aktif karena
membuka hati, sementara perbuatan mengenal adalah pasif saja.
Terjadinya tiap perbuatan selalu diperkuat dengan adanya ikatan kesamaan. Hal kesamaan berarti adanya rasa bersatu
dalam perasaan dan pikiran.
Sementara hal kesenangan merupakan perasaan yang dialami subjek jika ia
memiliki keadaan lebih baik dengan objek yang dituju.
Catatan tentang cinta akan diri, sesama, dan
Tuhan.
Cinta akan diri tidaklah salah. Banyak orang
menyamakannya dengan egoisme. Padahal, cinta akan diri sendiri dapat ditemukan
ketika seseorang dengan sungguh-sungguh mencintai orang lain.
Jadi, orang yang bisa mencintai orang lain
pasti akan mencintai dirinya sendiri.
Semetara orang egois adalah orang yang hanya
mengambil untung dari apa saja/ orang lain.
Kemudian, jika kita mencintai Tuhan dengan
seluruh jiwa dan hati, tidaklah hal ini sama dengan kita mengasingkan/ tidak
memperdulikan diri kita sendiri. Tuhan tidak meminta kita melakukan hal seperti
itu. Tuhan itu transenden(melampaui kita) dan imanen(tetapi dekat pula).
Mencintai sesama juga merupakan wujud mencintai Tuhan.
St. Agustinus: Tuhan adalah pokok pangkal
kepribadian kita masing-masing dan dasar dalam mana suara manusia saling berkomunikasi.
Artinya, jika kita mencintai diri, bukan
berarti melawan Tuhan. Dan makin kita mendekatkan diri dengan oranglain, makin
kita sendiri mendekati Tuhan.
Sumber: Slide power point dosen terkait.
Sumber: Slide power point dosen terkait.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar